Tuesday, May 5, 2015

Sejarah Masuknya Vespa Ke Indonesia

 
Berdasarkan data sejarah yang ada, Vespa mulai merambah nusantara diprediksi pada tahun 1960an. Hal itu terjadi berkat adanya kerjasama dari ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) PT Danmotors Vespa Indonesia yang berpusat di Pulo Gadung Jakarta. Sayangnya, agen tunggal tersebut sekarang sudah tidak aktif lagi dan perannya digantikan oleh PT Sentra Kreasi Niaga atau SKN sebagai dealer utama , namun dealer tersebut tidak bertindak sebagai importir atau distributor eksklusif.
Demam motor Vespa di nusantara sendiri dimulai dengan peluncuran “Vespa Congo”. Varian Vespa tersebut memang memegang history yang sangat penting bagi Indonesia karena pada saat itu varian Vespa tersebut dijadikan produk Penghargaan oleh Pemerintah Indonesia. Penghargaan sendiri ditujukan terhadap Pasukan Penjaga Perdamaian Indonesia yang telah bekerja keras untum menjalankan tugas di Congo pada waktu itu. Menurut beberapa sumber sejarah, Vespa Congo yang mulai terlihat banyak menghiasi jalanan nusantara ternyata membuat ketertarian terhadap Vespa semakin menyeruak luas sehingga Vespa dijadikan sebagai kendaraan roda dua yang dapat menemani aktivitas sehari-hari pada saat itu.
Vespa saat itu mempunyai nilai history tertentu yang sangat melekat di masyarakat Indonesia sehingga permintaan terhadap produk Vespa pun semakin meningkat. Walaupun tingginya harga vespa saat itu yang mencapai harga sebuah rumah standar, namun itu semua tidak menyurutkan mereka untuk membeli motor historis tersebut. Vespa tetap melekat di hati para konsumennya walau Honda mulai bermanuper ke pasaran global termasuk ke Indonesia sehingga banyak merek-merek motor yang kalang kabut, itu juga berlaku dengan Vespa sehingga dominasi Vespa mulai surut. Namun, tetap saja Vespa selalu dipuja-puja oleh para pecintanya.
Pada perkembangannya, hingga saat ini sudah beredar beberapa varian Vespa yang ada di Indonesia. Anda bisa menemukan varian Vespa dari generasi tua sampai dengan generasi terbarunya. Sayangnya, ada beberapa hal yang membuat dominasi Vespa di Nusantara semakin mengikis. Pertama, ada anggapan bahwa Vespa adalah motor penjual obat. Itu diakibatkan oleh salah satu perusahaan farmasi yang menggunakan kendaraan operasionalnya dengan menggunakan Vespa sehingga banyak konsumen yang akhirnya berpaling.
Kemudian, seperti telah disinggung sebelumnya bahwa Vespa mulai tergeser posisinya berkat adanya motor Jepang yang dipandang lebih irit, innovative, praktis, serta berharga murah. Dilihat dari kualitasnya pun warga Indonesia memandang bahwa kualitas Vespa berada di bawah motor Jepang. Mereka melihat phenomena nyata itu dengan memperhatikan keadaan sekitar yang sering mogok dijalanan itu kebanyakannya adalah motor Vespa.
Terlepas dari beberapa pendapat miring diatas, namun yang terpenting Vespa merupakan kendaraan skuter yang memiliki nilai historis tersendiri di Indonesia. Oleh karena itu, komunitas dan club Vespa tetap menghiasi masyarakat kita ini untuk tetap mempertahankan kelestarian kendaraan tersebut. Mungkin sampai kapan pun Vespa tetap akan menghiasi dan melekat di hati para penggemarnya di Indonesia.
Di Indonesia sendiri, Vespa baru dikenal sejak tahun 1960-an yaitu Vespa Congo. Kendaraan ini diberikan oleh pemerintah Indonesia kepada pasukan TNI (Garuda) yang pulang dari misis PBB di Congo, Afrika.Vespa ini bentuknya kecil dan kurang pas sebetulnya untuk ukuran prajurit TNI yang menuntut penampilan yang macho dan elegan. Maka banyak diantara Vespa Congo itu diberikan kepada keluarga mereka. Lantas beberapa keluarga itu kemudian  menjual kembali ke pihak lainnya sehingga rata-rata kepemilikan Vespa Congo itu lebih banyak dimiliki pihak sipil ketimbang pihak militer yang pulang dari Congo.
Setelah muncul jenis Congo itu, muncullah beberapa varian lainnya misalnya jenis  Super, jenis PTX 83, jenis PX , jenis 150 GS dan  jenis LXV 125 dan sebagainya. Dan seiring dengan revolusi dibidang disain Vespa, ternyata revolusi selera pun mengalami perubahan yang signifikan baik di Luar Negeri maupun di Indonesia.
Revolusi selera terhadap Vespa bagi komunitas pemakai Vespa dan pecinta Vespa  negeri orang dibanding di Indonesia sama-sama mengalami pergeseran yang  ekstrim dan agresif, tapi perbedaannya yang paling menyolok adalah jenis selera yang berbanding terbalik. Jika di luar negeri orang mencari Vespa lama untuk dimodigfikasi menjadi benda yang antik, elegan dan romantis, di Indonesia justru (sebagian besar) memodifikasinya menjadi jenis Gembel, Angker, Kolot atau vespa berkarat dan kesannya jorok atau kotor. Jika di luar negeri orang mencari Vespa jenis terbaru namun tetap mempertahankan ciri khas Vespa yang tambun, di negeri kita justru mempretelin ketambunannya. Bahkan sengaja mencari yang paling jelek, kotor, angker dan kusam. Semakin berkarat akan semakin antik lah di mata para komunitas Vespa Gembel ini.

No comments:

BANGUN RUANG DAN BANGUN DATAR

BANGUN RUANG DAN BANGUN DATAR 1.       Mengelompokkan berbagai bangun ruang sederhana a.    Menyebutkan bermacam bentuk benda Bentu...