Bismillah, coretan kali ini mencoba bercerita
tentang suka duka dalam perjalanan mengendarai VESPA ku – Si KIBOPO-7 Orange -.
Bila ceritanya asyik Alhamdulillah, bila tidak asyik sama sekali yaaaa Alhamdulillah
tidak apa-apa. :D
Kalau kamu belum pernah naik Vespa, cobalah
naik Vespa suatu waktu. Saat pertama naik Vespa, jangan kaget kalau banyak
pengendara Vespa tidak dikenal yang akan menyapa kamu. Mereka menyapa bukan
karena mereka kenal kamu, tapi mereka menyapa kamu karena kamu naik Vespa. :D
Ya, naik Vespa memang menyenangkan. Aku
sendiri tidak pernah disapa oleh banyak pengendara motor lain saat aku naik
motor selain Vespa. Sepertinya ada semacam hukum tak tertulis bagi para
pengendara motor Vespa untuk saling menyapa. :D
Kamu tidak perlu menunggu untuk disapa
terlebih dahulu saat naik Vespa. Saat naik Vespa, sapa saja siapapun pengendara
Vespa. Jangan takut dicuekin, mereka pasti menyapa balik dengan memberikan
klakson, melambaikan tangan, atau sekedar senyum. Kalau kamu disapa terlebih
dahulu, pastikan kamu membalasnya dengan tanda-tanda yang tadi. Seriously, IMO,
ini membuat naik motor Vespa menjadi menyenangkan.
Iseng, saat aku naik motor lain selain Vespa,
aku coba menyapa pengendara motor dengan merk yang sama dengan motor yang aku
kendarai. Hasilnya? Mereka bengong, tidak kenal, tidak menyapa balik, ada yang
cuek saja, bahkan ada yang melihat dengan pandangan 'sok kenal bener lo'. Well,
tidak semenyenangkan seperti naik Vespa ternyata.
Iseng lagi, aku coba menyapa pengendara Vespa
saat saya naik motor selain Vespa. Hasilnya? Pengendara Vespa menyapa balik,
ada yang memberikan klakson, ada yang melambaikan tangan dan salam, ada yang
sekedar senyum.
Dari kejadian tersebut, aku berkesimpulan
bahwa pengendara Vespa memang ramah di jalan. :D… Sekali lagi, seakan-akan ada
hukum tak tertulis lainnya bahwa pengendara Vespa harus ramah pada pengendara
motor lain, khususnya sesama pengendara Vespa.
Well, begitulah pengalaman aku naik Vespa.
Para pengendara Vespa memang ramah-ramah. Tak jarang saya melihat ada
pengendara Vespa yang mogok dan dibantu oleh pengendara Vespa lainnya. Seperti
ada semacam ikatan saudara diantara mereka.
Selain itu para pengendara Vespa, menurut aku,
sopan-sopan. Mereka lebih sering mengambil jalur kiri, mepet kekiri jalan,
daripada ugal-ugalan atau kebut-kebutan di tengah jalan. Tapi kemungkinan besar
mungkin kami pengguna Vespa sedikit memperhatikan Vespa karena takut mogok..
WUUHAHAHAHAHA
Ternyata, keunikan Vespa bukan hanya ada pada
bentuknya. :) :P
"That (superbike) may be
fast, but this (Vespa) is stylish." ~ Joe Bastianich, Masterchef US S02E08
Ini lirik lagu NAIF berjudul PIKNIK ‘72
Pergi di hari
Minggu
Bersama pacar
baru
Naik vespa
kliling kota
Sampai binaria
Hatiku jadi
gembira
Sesampainya di
sana
Duduk dua-duaan
Makan roti buaya
Dengar lagu kita
Kita menari
bersama
Di batang pohon
kan ku ukir nama kita
Tanda sayang
selalu
Sore hari telah
menjelang
Saatnya untuk
pulang
Vespa mogok di
jalan
Turun pula hujan
Berteduh kita di
taman
Lihat 'dik itu
melati
Indah nian
berseri
Kan ku petik
untukmu
Simpan dalam hati
Nanti ku ambil
kembali
Nah lagu di atas pas buat aku karena pada
hari minggu, 14 oktober 2012 aku jalan-jalan sama pacar tercinta *GITA EMILIYASARI* keliling kota Bengkulu naik vespa Si Kibopo-7 Orange ku.
Kami jalan start dari jalan WR. Supratman
Kandang Limun atau lebih dikenal dengan UNIB BELAKANG kira-kira jam 3an sore
hari minggu, tujuan ke Pagar Dewa untuk bertemu dengan kawan-kawan dari
Madridista Indonesia Regional Bengkulu yang saat itu lagi latihan futsal di
Gedung DEWA FUTSAL kota Bengkulu. Namun dalam perjalanan itu ada sesuatu hal
yang terjadi sama kami yaitu Vespa kebanggaan ku KIBOPO-7 pas di lampu merah
simpang Padang Harapan Bengkulu tiba-tiba saja mogok. :D
Pikiran aku sempat panik karena dilihat
banyak orang dan kasian sama sayang Gita yang kepanasan, naik turun vespa
ketika mau ngengkol tuh vespa. Hehe. Kejadian mogok hari itu berlangsung lama
sampai beberapa kali vespa aku tidak mau jalan, tapi Alhamdulillah dengan
kesabaran dan kerja keras Vespa bisa ditunggangi lagi dan dengan keadaan mogok
saat itu membuat aku mengambil keputusan untuk menghindari lampu merah dengan
asumsi biar tidak ada kata berhenti khawatir takut mogok lagi.
Singkat cerita, sesampai di hibrida (gedung
Raja Futsal) kami berhenti dan aku meminta bantuan pada Sdr. Dwicky Riantoni lebih akrab
di sapa Doyok/Odoy untuk mengiringi perjalanan kami menuju Dewa Futsal, Segala puji
Atas Kuasa Allah kami sampai juga ke gedung Dewa Futsal setelah melalui
rintangan luar biasa tersebut.
(Hati pun riang hahaha)
Sesampai di Dewa Futsal, bertemu kawan-kawan
Madridista Bengkulu yang lagi briffing serta berbincang sedikit dengan Ketua Madridista
Indonesia Regional Bengkulu (bang Dedi Indra Moeljady) membahas tentang
pembuatan kartu tanda anggota (KTA) MI_BENGKULU..blaaa blaaa blaaa, kami pun pulang.
Karena takut dengan lampu merah, takut
mogok lagi kami memilih jalan pulang menyusuri jalan Pagar Dewa tembusan ke
Pantai. Alhamduillah selama perjalanan kearah pantai tidak mengalami kemogokan
sedikit pun. :D
Perjalanan telah sampai di pantai pasir putih,
reeeookkk reeeeookkk perut terasa lapar, aku menawari sayang ku gita berhenti
di warung pinggir pantai itu untuk makan. (makan bakso minum air kelapa
muda/dogan). Selesai makan, bayar ke pemilik warung,
bayar parker, engkol vespa reeuung reeungg… kami melanjuti perjalanan pulang ke
kosan karena hari sudah hamper masuk sholat magrib. Pas setelah adzan magrib
sampai di kosan tanpa ada mogok. :D
Alhamdulillah, sesuatu banget hahaha (ALAY
wooyyyy)
Demikian
coretan postingan kali ini, aku
sadar dalam penulisan ini banyak kata-kata yang tidak tepat dan itu
harap
dimaklumi karena aku tidak begitu pandai dalam bercerita. Aku bukanlah
pujangga
yang pandai merangkai kata namun aku hanya manusia biasa yang mau
bercerita.MESKI PUN MUNGKIN TULISAN INI LEBAY ATAU ALAY NEVER MIND LAH
.Hahaha
I LOVE YOU
No comments:
Post a Comment